Bu Menteri Akui Dapat Tekanan Dari Oknum Saat Hapus 21 jt Data Ganda Bansos

Kita ketahui, beberapa waktu yang lalu, Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini telah melapor kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait 21 juta data ganda penerima bantuan sosial (bansos) yang telah dinonaktifkan.

Saat itu Risma menyambangi Gedung KPK terkait perkembangan perbaikan data penerima bansos yang dilakukan oleh Kemensos sesuai rekomendasi berdasarkan kajian KPK.

Risma mengatakan sampai April yang lalu, kementeriannya telah menonaktifkan 21 juta data ganda sehingga pemerintah daerah diminta untuk memperbaharui data penerima bansos tersebut. 

Hal tersebut sesuai janjinya, bahwa ia akan berkonsentrasi untuk bagaimana perbaikan data bisa sesegera mungkin dilakukan, karena ini menyangkut kepada keakuratan terutama pendistribusian dari bantuan sosial.

Dalam proses perbaikan atau pembersihan 21 juta data ganda penerima bantuan sosial (bansos) tersebut, bu menteri mengakui telah mendapat tekanan dari oknum (yang tidak disebutkan inisialnya), sebagaimana dilansir dari laman jawapos.com dibawah ini

Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini mengaku mendapat tekanan dari oknum saat membersihkan 21 juta data ganda penerima bantuan sosial (bansos). Risma menegaskan, adanya ulah oknum tersebut sudah dilaporkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

“Ya, memang ada (tekanan, Red) dan saya sudah lapor ke Bapak Presiden,” ujar Risma di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (3/6).

Namun demikian, mantan Wali Kota Surabaya ini tidak bisa mengungkapkan siapa oknum yang menekan dirinya tersebut. “Saya enggak bisa ngomong detail. Mohon maaf sekali,” katanya.

Risma menambahkan meskipun mendapat tekanan dari oknum, dirinya tak gentar untuk tetap membereskan data ganda tersebut. “Saya percaya kalau niat saya baik, InsyaAllah, Tuhan melindungi saya,” ungkapnya.

Sebelumnya, Risma dalam rapat Komisi VIII DPR RI dicecar oleh anggota dewan soal adanya data ganda penerima bansos dari pemerintah. “Saya mungkin bisa jelaskan Pak. Terus terang Pak data ini banyak sekali tekanan, saya harus jelaskan. Saya harus jelaskan, Pak,” kata Risma.